Sebenarnya teks naskah pidato ngawur ini sudah ditulis jauh sebelum pilkada terheboh di dunia. Di mana aksi demonstrasi ormas menuntuk tokoh yang dituduh menistakan agama bikin heboh manusia sejagad raya. Ingat kan bagaimana ramainya aura persaingan saling menjatuhkan antar calon beberapa bulan lalu? Terutama di media sosial Facebook dan Twitter. Perang argumen antar pendukung bacagub waktu itu membuat saya terpaksa malas buka FB. Karena meskipun suka bikin banyolan kasar, tetap saja saya risih baca status dan kata-kata komen yang menyebut nama-nama binatang seperti babi kafirlah, cebonglah, ontalah... serta kata-kata kurang sopan sejenis. Jangkrik boss!!
Terlepas dari banyak pro dan kontra, saat ini sih kejadian itu sudah lewat jauh. Kan gubernur dan wakil gubernur yang baru telah terpilih. Suhu politik juga sudah mulai dingin. Mungkin para tokoh yang berseteru beserta pendukungnya telah memasukkan kepala mereka dalam kulkas.
Mumpung cuaca sudah adem, inilah saatnya memposting pidato ngaco ini. Saya yakin, semua pihak bisa membedakan mana konten serius dengan yang sekedar bercanda. Jangan dikit dikit main menggoblog-goblokkan orang, kayak situ sudah paling pinter sendiri. Ingat, kita sama-sama suka makan masakan dengan bumbu plus micin!
Oke, jika udah siap kita mulai pidato orasi sambutan dari wakli gubernur Warkop DKI singkat ini. Boleh baca sambil jualan bakso, sambil momong anak, sambil menunggu antrian sembako, sambil ngengek, sambil tidur....
Semoga lucu bikin senyum. Kalau gak lucu ya gak usah marah-marah. Suka ya dinikmati... Tidak suka ya cari lainnya. Woles aja gitu
Assalamualaikum...
Merdeka...!!
Para hadirin dan hadirot, jangan dipikirin ntar cepat peyot...
Pertama tama...
Marilah kita haturkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME... dimana atas rahmad-Nya kita pada hari ini bisa berkumpul untuk mendengarkan pidato saya yang ajip cetar membahaha ini.
Kedua-dua...
Saya mengucapkan beribu rasa terima kasih, rasa tersanjung, rasa bangga, rasa ingin memiliki serta rasa-rasanya teks naskah pidato ini kok ngawur ya. Maaf saudaraku sebangsa dan setanah sengketa... sepertinya asisten saya salah ngasih naskah nih. kayaknya teks pidato ini hasil copas dari blog republik gondes. Kelihatan dari isi pidatonya full banyolan gak lucu semua
Karena ada kesalahan teknis, pidato saya ini spontan saja tak perlu pakai baca naskah-naskahan segala. Jadi harap dimaafkan kalau kata-kata saya nanti agak pating pecothot. Maklum, saya gubernur dadakan menggantikan sang pertahana yang terpaksa absen karena tersandung kasus penistaan agama.
Maap diralat. Maksud saya tersandung batu saat hendak berangkat ke sini
Ketiga-tiga...
Pada kesempatan ini sedianya saya hendak menyampaikan evaluasi hasil kerja kerja kerja pemerintah propinsi Warkop DKI selama 5 tahun jabatan pak gubernur. Sayangnya statistik data prestasi gemilang kami ternyata tertukar dengan data kawasan kumuh tempat rakyat miskin tinggal yang mau digusur dalam waktu dekat. Dan itu tak akan saya bacakan di sini karena pasti bakal mengundang massa demo bayaran
Namun yang pasti, setahu saya program kerja pak gubernur sangaat sukses... sukses ngerjain rakyat!!
Mohon tepuk tangan untuk pak gubernur...
Telima kacih.....
Untuk itu kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu keberhasilan ini, terutama pada para beking yang tak segan merogoh dana trilliunan demi mewujudkan propinsi Warkop DKI jadi kawasan bersih. Bersih dari sampah, bersih dari banjir, bersih dari macet serta bersih dari orang miskin.
Dalam mewujudkan kota yang tertata rapi dan tertib memang bukan hal mudah. Banyak pihak merasa terganggu dengan kebijakan pemprov. Mereka bilang gubernur itu aroganlah... kasarlah... tidak pro rakyat kecillah... Padahal kan memang iya
Bukan... bukan itu maksudnya. Saya tadi hanya keceplosan bicara. Waduh, bisa dipecat nih...
Semua kebijakan pak gubernur itu berdasarkan hukum dan ditujukan demi kepentingan rakyat kok. Tak ada niat untuk pro cukong. Semuanya diperlakukan sama di mata hukum. Contohnya dalam hal penggusuran perkampungan kumuh. Kalau tanah tersebut secara sah adalah hak milik masyarakat maka tak mungkin dong digusur. Nyatanya kan itu tanah punya pemerintah, ya wajarlah kalau digusur. Emang situ mau punya tanah terus ditempati orang gitu aja? Enggak kan? Mending disewakan pada para rakyat lain yang punya modal buat pusat bisnis. Cukong itu kan rakyat juga to?
Ketidakpuasan sebagian masyarakat inilah kemudian dimanfaatkan oknum intelek tertentu untuk mengambil kesempitan dalam kesempatan. Kelemahan pak pertahana yang suka asal bicara ceplas ceplos diblow up habis sehingga timbul gejolak publik. Lalu muncul demo besar-besaran menuntut agar beliau harus diadili. Bahkan ketika proses hukum telah dilakukan secara transparanpun masih berencana melakukan demo susulan seolah pengadilan itu harus ikut tuntutan suara terkeras. Hal janggal ini yang membuat beberapa pihak mensinyalir ada oknum yang menunggangi
Belum terbukti memang. Masa iya sih udah tua kok suka main tunggang tunggangan
Jujur, secara pribadi saya akui pernyataan pak Guber memang salah. Sudah tahu jadi target kok ngomongnya tak dipikir gitu. Mungkin beliau tak bermaksud menyinggung, tapi kan gak harus segitunya kalau bicara kalee. Akhirnya semua jadi kacau. Tapi kembali ke kodrat manusia tak ada yang sempurna. Siapapun pasti pernah berbuat salah. Termasuk juga saya. Ngapain coba saya berpidato melenceng jauh dari format kayak gini? Apa untungnya buat saya? Gubernur bukan... wakil juga bukan.
Baiklah para hadirin semua, karena hari telah petang dan saya harus minum obat, maka saya akhiri pidato ini cukup sampai di sini.
Merdeka....!!
Daripada ngomongin politik dengan hati panas, mending kita bahas sambil bercanda saja. Buat apa berantem dengan teman sendiri membela orang yang belum tentu kita kenal. Kalau jagoan yang kita dukung menang, emang nasib kita otomatis berubah gitu? Paling dapet nasi bungkus doang. Kalau kita tidak bekerja keras sendiri, siapapun yang jadi pemimpin di negeri ini tidak akan bikin kita jadi kaya!Itu tadi adalah contoh teks pidato koplak ngaco bikinan pasien rumah sakit jiwa. Orang ini harus dirawat kejiwaannya setelah gagal nyalon jadi gubernur di Repulik Gondes. Naskah aslinya sebenarnya lebih panjang & ngawur lagi. Menyebut nama Ahok, Habib Rizieq, Jokowi, SBY, Buya Yani dan nama tokoh politik lainnya. Baca juga: Pilkada Rasa Pil KB
Namanya juga orang stress, kata-kata statementnya tak bisa dipertangung jawabkan. Makanya saya mengeditnya biar tidak menambah panas suhu politik di propinsi tetangga tersebut. Ini kan blog humor, tempatnya cari bacaan hiburan yang lucu kocak dan gokil, bukan media provokasi untuk adu domba. Oya, demi kebaikan bersama, khusus untuk posting ini mohon jangan komen ya. Takut jadi perdebatan kayak di sosmed hehehe....
Demikian artikel tentang Teks Naskah Pidato Koplak ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Teks Naskah Pidato Koplak ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.